Berbagi Ilmu

14 Desember 2016

Kekerasan dalam Dunia Pendidikan



Definisi Kekerasan dalam Dunia Pendidikan
“Kekerasan (violance),” kata yang tentunya sudah tidak asing di telinga. Kekerasan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja dengan berbagai pemicu dan tujuan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Tanpa disadari seseorang cenderung menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan kehidupan sehari-hari.
Kekerasan (KBBI, 2008:745) diartikan sebagai sifat (hal) keras atau paksaan. Artinya suatu tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seorang atau lebih yang didalamnya terdapat komponen kekuasaan, tekanan dan paksaan. Menurut KUHP, pasal 89, melakukan kekerasan artinya mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani yang tidak kecil atau sekuat mungkin, secara tidak sah, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menendang dan sebagainya, sehingga orang yang terkena tindakan itu merasakan sakit. Dengan demikian, kekerasan dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang terasa keras bagi peserta didik, sehingga mereka merasakan sakit.
Dalam teori yang dikemukakan oleh John Galtung, menyebutkan bahwa kekerasan terjadi bila manusia dipengaruhi sedemikianrupa, sehingga realisasi jasmani dan mental aktual berada di bawah realisasi potensinya. Ini artinya kekerasan itu terjadi bila ada seseorang yang mempengaruhi dan cara mempengaruhinya. Jadi, dapat dikatakan dalam kekerasan ada subjek, objek dan tindakan yang berujung pada akibat atau pengaruhnya pada manusia.
Kekerasan tersebut dapat berupa eksploitasi fisik atau psikis, sehingga menimbulkan kerugian atau bahkan efek traumatis bagi korban. Kekerasan dibagi menjadi kekerasan fisik dan psikologis. Dalam kekerasan fisik, tubuh manusia disakiti secara jasmani, sedangkan kekerasan psikologis adalah tekanan yang meredusir kemampuan mental dan otak, kekerasan tersebut ada yang tampak atau tampak tetapi tidak langsung, dan tersembunyi seperti trauma.
Tindakan kekerasan memang tidak diinginkan oleh siapapun, apalagi di bidang pendidikan. Tindakan kekerasan di sekolah dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari kepala sekolah, guru, pembina sekolah, karyawan sampai antar peserta didik. Kekerasan pada peserta didik belakangan ini terjadi dengan dalih mendisiplinkan peserta didik dan tidak jarang dijadikan alasan sebagai kekerasan terhadap peserta didik bersangkutan. Bentuk kekerasan yang dilakukan dapat berupa kasus pengeroyokan, perkelahian, tawuran, bullying, memukul, menampar, mencubit, mencekik, menyulut rokok, memarahi dengan ancaman kekerasan, bahkan kekerasan seksual. 
Seharusnya, pendidikan sebagai proses mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, agar memiliki kecerdasan, pengendalian, kepribadian yang baik, akhlak mulia, serta keagamaan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan tersebut dapat tercapai jika kondisi belajar kondusif yang jauh dari tindak kekerasan, sehingga segala pihak yang berhubungan dengan pendidikan dapat menyelesaikan masalahnya dengan cara edukatif. Dengan demikian kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat dan sesuai dengan harapan, serta tindakan kekerasan tersebut dapat dihentikan.

5 Desember 2015

Strategi, Model, Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran

Strategi, Model, Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran

A.      Strategi Pembelajaran
Kata strategi diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Menurut Joni dalam buku Hamdani, berpendapat bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.[1]
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiatan sesuai dengan prosedur yang jelas dan tepat guna untuk memberikan suasana yang konduktif bagi siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung meteri ajar dan prosedur pembelajaran yang digunaan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.
Strategi pembelajaran matematika disusun dan dikembangkan oleh guru bertujuan untuk meningkatkan kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan serta meningkatkan hasil belajar peserta didik alam pembelajaran matematika. Alasan ini karena penerapan variasi strategi pembelajaran dapat meningkatkan minat, motivasi dan kesenangan peserta didik untuk belajar matematika.

B.       Model Pembelajaran
Memilih suatu model mengajar harus disesuaikan dengan realitas, situasi kelas yang ada dan pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerja sama yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Hal ini karena model mengajar terkait dalam menyusun kurikulum, mengatur peserta didik dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model menurut Mills adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.[2]
Menurut Ismail, istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu:[3]
1.         Rasional dan teoritik yang logis disusun oleh perancangnya
2.         Tujuan pembejaran yang akan dicapai
3.         Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil
4.         Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai
Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Adapun model pembelajaran matematika adalah kerangka kerja konseptual tentang pembelajaran matematika. Komponen-komponen dalam model pembelajaran matematika adalah tujuan, pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar dari sistem kurikulum dan pengajaran/intruksional. Hubungan antar komponen harus harmonis dan saling mendukung, walaupun masing-masing komponen memiliki fungsi dan peranan tersendiri.
Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan. Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.[4] Misalnya model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dari pada model pembelajaran langsung.
Dengan demikian model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang patut dicontoh dan diterapkan terdiri atas komponen-komponen pembelajaran agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat tercapai dengan lebih efektif dan efisien.

Macam-macam Model Pembelajaran
1.         Model Kolaboratif yaitu suatu model pembelajaran dimana dua orang atau lebih bekerja sama memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan. Setiap anggota berdiskusi dan saling mengutarakan ide mencari jalan keluar untuk menetapkan keputusan bersama.
2.         Model Kuantum yaitu seperangkat metode dan falsafah dimana peserta didik diibaratkan suatu elektron yang ada di dalam atom, bergerak dari suatu orbit ke orbit lain pada lintasan kulitnya. Cara belajar ini efektif dalam memperoleh hasil atas dasar kecepatan belajar.
3.         Model Kooperatif yaitu suatu model pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen dengan anggota terdiri dari 4-6 orang dengan fokus di kelas-kelas menurut satuan pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan menengah atas.
4.         Model Kontruktivisme yaitu suatu model pembelajaran yang diwujudkan melalui pengajuan masalah yang menantang, kerja dalam kelompok dan diskusi kelas serta pembelajaran berpusat pada masalah.

C.      Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yaitu cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik.[5] Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[6] Hal ini berarti bahwa pendekatan pembelajaran dapat memperjelas arah yang ditetapkan guru agar mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pendekatan yang dilakukan guru yaitu untuk mempermudah pemahaman peserta didik atas materi pelajaran yang diberikan. Suatu konsep atau prosedur dalam pendekatan pembelajaran digunakan dalam membahas suatu bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang pelaksanaannya memerlukan satu atau lebih metode pembelajaran.
Adapun pendekatan pembelajaran matematika adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi matematika itu disajikan. Secara garis besar ada dua pendekatan pembelajaran matematika yaitu pendekatan materi dan pendekatan pembelajaran.
1.         Pendekatan materi adalah pembelajaran suatu pokok bahasan matematika tertentu menggunakan materi matematika yang lain.[7] Pendekatan ini meliputi pendekatan spiral, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan intuitif, pendekatan formal, pendekatan informal, pendekatan analitik dan pendekatan sintetik.
2.         Pendekatan pembelajaran yaitu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang pelaksanaannya memerlukan satu atau lebih metode pembelajaran. Pendekatan pembelajaran matematika menurut Erman Suherman ada dua yaitu:
a.         Pendekatan metodologik berkenaan dengan cara peserta didik mengadaptasikan konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya sesuai dengan cara guru menyajikannya.  
b.        Pendekatan material yaitu penyajian konsep melalui konsep lain.

Dengan demikian pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran melalui cara-cara yang ditempuh guru agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik guna untuk mempermudah pemahaman atas materi pelajaran yang diberikan.

D.      Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang teratur guna untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran dan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan peserta didik banyak belajar proses (learning by process) yang memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.[8] Oleh karena itu pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai sasaran dan banyak menekankan pembelajaran melalui proses belajar secara aktif dalam pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bevariasi. Hal ini bergantung pada pertimbangan situasi belajar mengajar yang relevan. Untuk itu guru harus memahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik keampuhan maupun tata caranya. Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran bergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sumber atau fasilitas, situasi, kondisi dan waktu.[9]
Macam-macam metode pembelajaran diantaranya yaitu:
1.         Ceramah
2.         Tanya Jawab
3.         Diskusi (diskusi kelompok)
4.         Demontrasi dan eksperimen
5.         Tugas belajar dan resitas
6.         Kerja kelompok
7.         Pemecahan masalah
8.         Latihan (drill)

Dengan demikian model pembelajaran adalah Metode pembelajaran adalah upaya guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan cara yang teratur dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat pembelajaran dan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik masing-masing.

E.       Teknik Pembelajaran
Teknik adalah suatu prosedur khusus yang dilakukan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan peserta didik dan telah dirumuskan bersama. Teknik merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.[10] Misalkan penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri dan tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Dengan demikian teknik pembelajaran adalah suatu prosedur khusus yang dilakukan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan peserta didik dan telah dirumuskan bersama.

Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiatan sesuai dengan prosedur yang jelas dan tepat guna untuk memberikan suasana yang konduktif bagi peserta didik dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung meteri ajar dan prosedur pembelajaran yang digunaan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang patut dicontoh dan diterapkan terdiri atas komponen-komponen pembelajaran agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat tercapai dengan lebih efektif dan efisien.
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran melalui cara-cara yang ditempuh guru agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik guna untuk mempermudah pemahaman atas materi pelajaran yang diberikan.
Metode pembelajaran adalah upaya guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan cara yang teratur dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat pembelajaran dan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik masing-masing.
Teknik pembelajaran adalah suatu prosedur khusus yang dilakukan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan peserta didik dan telah dirumuskan bersama.


[1]Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011, h.18.
[2]Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Ibid., h.153.
[3]Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2013, h.4.
[4]Sofan Amri, Op.Cit, h.6.
[5]Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, h.70.
[7]Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.Cit, h.232.
[8]Hamdani, Op.Cit, h.81.
[9]Ibid, h.83.
[10]Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.Cit, h.142.

3 Desember 2015

Strategi Pembelajaran



Strategi Pembelajaran

Kata strategi diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Menurut Joni dalam buku Hamdani, berpendapat bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung meteri ajar dan prosedur pembelajaran yang digunaan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Kata pembelajaran sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik, serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik.
Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan langkah selanjutnya dari proses desain pembelajaran yakni bagaimana caranya menuju proses pembelajaran. Oleh karena itu strategi pembelajaran sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual sesuai dengan karakteristik peserta didik kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
Strategi pembelajaran meliputi dua strategi dasar yaitu belajar akan memberikan hasil baik apabila dihasilkan melalui proses penjelasan dalam bentuk strategi ekspositori yang didasarkan atas teori pemprosesan informasi dan balajar akan memberi hasil baik bila didasarkan atas proses penemuan. Klarifikasi strategi pembelajaran yang akan dipilih didasarkan atas pertimbangan yaitu:
1.         Tujuan belajar, jenis dan jenjang
2.         Sifat kedalaman dan banyaknya isi belajar
3.         Latar belakang, motivasi dan kondisi peserta didik
4.         Jumlah, kualifikasi dan kompetensi tenaga pengajar
5.         Lama dan jadwal
6.         Sarana yang dimanfaatkan dan biaya

Konsep dasar strayegi pembelajaran meliputi yaitu menetapkan spesifikasi dan kualitas perubahan perilaku peserta didik, menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah pembelajaran, memilih prosedur, metode, teknik belajar mengajar, norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.Strategi pembelajaran matematika disusun dan dikembangkan oleh guru bertujuan untuk meningkatkan kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan serta meningkatkan hasil belajar peserta didik alam pembelajaran matematika. Alasan ini karena penerapan variasi strategi pembelajaran dapat meningkatkan minat, motivasi dan kesenangan peserta didik untuk belajar matematika.